Evaluasi Kurikulum

KONSEPSI  EVALUASI  KURIKULUM

Oleh:

MUMU MUZAYYIN MAQ, S.PdI., M.Pd.



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Rasionalisasi
Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secara nasional, diperlukan adanya fase pengembangan di mana kurikulum yang baru tersebut dirancang dengan cermat dan diujicobakan dalam lingkungan terbatas, sehingga pada akhirnya diputuskan untuk disebarluaskan ke semua satuan pendidikan. Ada juga yang menyebutkan bahwa fase ini sebagai fase perintisan (pilot study). Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase pengembangan, termasuk di dalamnya evaluasi dan perbaikan.
Melalui fase pengembangan, kurikulum yang baru tersebut akan disesuaikan terlebih dahulu berdasarkan hasil evaluasi, sebelum dilakukan sistem yang ada. Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu fase pengembangan yang efektif dan efisien. Dari hasil-hasil evaluasi inilah pihak pengembang dapat mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang baru tersebut terlanjur disebarluaskan.
Yang perlu dipertanyakan adalah sudahkah kurikulum yang berkembang secara nasional di Indonesia saat ini dirancang dengan cermat dan diujicobakan terlebih dahulu? Sudahkah dilakukan evaluasi dan perbaikan? Selengkapnya bisa donwload di SINI

Evaluasi Program DIklat

MODEL EVALUASI UNTUK DIKLAT
Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, S.PdI., M.Pd.


2.       TINJAUAN PUSTAKA
2.1.            Evaluasi (Penilaian)
Jika ditinjau dari sudut administrasi, peranan evaluasi (penilaian) amatlah penting. Peranan tersebut adalah sebagai pembantu dalam pengambilan keputusan (decision). Karena pentingnya pekerjaan evaluasi, maka setiap administrator program haruslah dapat pula memahami pekerjaan evaluasi tersebut (Azrul Azwar, 1988 : 330).
2.2.            Batasan Evaluasi (Penilaian)
Batasan penilaian banyak macamnya, beberapa di antaranya yang dianggap cukup penting adalah (Azrul Azwar, 1988: 330):
1.      Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengalaman yang dimiliki untuk meningkatkan pencapaian, pelaksanaan dan perencanaan suatu program melalui pemilihan secara seksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan selanjutnya.
2.      Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.      Penilaian adalah suatu proses yang sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dan pelaksanaan program.
Penilaian adalah pengukuran terhadap akibat (dampak) yang ditimbulkan dan dilaksanakannya suatu program dalam mencapai tujuan yang telah dilakukan. Selengkapnya bisa Donwload di SINI

SPSS untuk SKRIPSI

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA SKRIPSI

Posted by : Mumu Muzayyin Maq, M.Pd.

Setelah kita mendapatkan data-data penelitian seperti hasil uji instrumen, hasil belajar/prestasi siswa baik pretest atau posttest dan hasil angket. Data-data yang kita dapat perlu kita olah / analisis, berikut penjelasannya :

UJI INSTRUMEN
Untuk uji instrument melalui langkah-langkah sebagai merikut ;
  1. Uji Tingkat Kesukaran
  2. Uji Daya Pembeda
  3. Uji Validitas
  4. Uji Reliabilitas

1.      Tingkat Kesukaran
        Untuk mengetahui tingkat kesulitan soal
 Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran
 
Dimana :
TK  = indeks tingkat kesukaran satu butir soal tertentu
BA  = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok A
BB  =  jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok B
Dengan kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut :
0%  -  15%                        = sangat sukar, sebaiknya dibuang
16%  -  30%          = sukar
31%  -  70%          = sedang
71%  -  85%          = mudah
86%  -  100%        = sangat mudah, sebaiknya dibuang

Selengkapnya bisa donwload di SINI

Evaluasi Pembelajaran

EVALUASI PEMBELAJARAN

Oleh:
Mumu Muzayyin Maq, M.Pd.


A.  Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Sesungguhnya, dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni pengukuran, assessment dan evaluasi. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalahsebagai berikut:
1).    tujuan pengukuran,
2).   ada objek ukur,
3).   alat ukur, (
4).  proses pengukuran,
5).   hasil pengukuran kuantitatif.
Sementara, pengertian asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Sedangkan evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni: 
a).         Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu. lebih Jelasnya bisa Donwload di SINI

Standar Kompetensi Lulusan

kumpulan standar kompetensi bisa donwload di SINI

Standar Kompetensi Lulusan

Teori Kompetensi

file ini berhubungan dengan beberapa pandangan mengenai kompetensi untuk lebih lengkapnya bisa Donwload di SINI

Pendidikan Seumur Hidup


PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.


BAB I
PENDAHULUAN

Pakar pendidikan yang juga mantan Menteri pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Fuad Hassan berpendapat, pendidikan dalam arti luas merupakan ikhtiar yang ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan. Ketiga aspek itu berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia.
Demikian Fuad Hassan saat menjadi pembicara kunci pada seminar nasional "Rekonstruksi dan Revitalisasi pendidikan Indonesia Menuju Masyarakat Madani", di Widya Graha Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jln. Gatot Subroto Jakarta, Kamis (2/9). Hadir dalam cara itu, pengamat pendidikan Arief Rachman dan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Dewi Fortuna Anwar.
Menurut Fuad, anggapan bahwa pembiasaan hanya efektif pada masa kanak-kanak jelas keliru karena pada usia dewasa dan lanjut usia pun pembiasaan masih terjadi. Misalnya, melalui kegiatan hobi dalam masa pensiun, kebiasaan makan yang berkenaan dengan pemeliharaan kesehatan, kebiasaan olah raga, dan lainnya yang dibentuk pada masa tua.lebih lengkapnya download di SINI AJA

Pendidikan dalam Keluarga


PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.



A.   Keluarga Zaman Dahulu dan Keluarga Zaman Sekarang
Untuk menjelaskan betapa pentingnya kedudukan pendidikan keluarga itu bagi tiap-tiap anak yang anntinya akan terjun kedalam masyarakat sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai anggota masyarakat, sebaiknya kita uraikan secara singkat, perbedaan dan kedudukan keluarga dahulu dengan sekarang.
Pada zaman dahulu orang umumnya hidup dalam satu rumah yang besar, di mana di dalamnya terdiri dari beberapa keluarga menjadi satu (famili). Di dalam suatu famili tentunya ada peraturan-peraturan dan tata tertib sendiri yang di ataur oleh seorang kepala famili.
Famili disebut satuan kekeluargaan tapi juga merupakan satuan ekonomi, hukum dan mereka mengenal upacara-upacara ibadat dan dewa-dewa famili sendiri, juga bagaimana mendidik anak-anak mereka. lebih lengkapnya bisa download di SINI AJA

Pendidikan dalam Keluarga


PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.



A.   Keluarga Zaman Dahulu dan Keluarga Zaman Sekarang
Untuk menjelaskan betapa pentingnya kedudukan pendidikan keluarga itu bagi tiap-tiap anak yang anntinya akan terjun kedalam masyarakat sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai anggota masyarakat, sebaiknya kita uraikan secara singkat, perbedaan dan kedudukan keluarga dahulu dengan sekarang.
Pada zaman dahulu orang umumnya hidup dalam satu rumah yang besar, di mana di dalamnya terdiri dari beberapa keluarga menjadi satu (famili). Di dalam suatu famili tentunya ada peraturan-peraturan dan tata tertib sendiri yang di ataur oleh seorang kepala famili.
Famili disebut satuan kekeluargaan tapi juga merupakan satuan ekonomi, hukum dan mereka mengenal upacara-upacara ibadat dan dewa-dewa famili sendiri, juga bagaimana mendidik anak-anak mereka. lebih lengkapnya bisa download di SINI AJA

Kurikulum Rekontrusi Sosial


KURIKULUM SEBAGAI REPRODUKSI
KULTURAL

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.

A. Pendahuluan
    1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses sosial, karena pendidikan berfungsi memasyarakatkan anak didik melalui proses sosialisasi didalam masyarakat tertentu. Melalui lembaga pendidikan tersebut, anak dipersiapkan untuk terjun dan aktif ke dalam kehidupan masyarakat memberi bekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat, kekayaan budaya menjadi landasan dan acuan bagi pendidikan. Tujuan, isi dan proses pendidikan juga harus disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik kekayaan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan suatu kurikulum yang sesuai dengan kehidupan dan kebudayaan masyarakat guna mencapai tujuan pendidikan. lebih lengkapnya bisa download di SINI AJA

Kurikulum Rekontrusi Sosial


KURIKULUM SEBAGAI REPRODUKSI
KULTURAL

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.

A. Pendahuluan
    1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses sosial, karena pendidikan berfungsi memasyarakatkan anak didik melalui proses sosialisasi didalam masyarakat tertentu. Melalui lembaga pendidikan tersebut, anak dipersiapkan untuk terjun dan aktif ke dalam kehidupan masyarakat memberi bekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat, kekayaan budaya menjadi landasan dan acuan bagi pendidikan. Tujuan, isi dan proses pendidikan juga harus disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik kekayaan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan suatu kurikulum yang sesuai dengan kehidupan dan kebudayaan masyarakat guna mencapai tujuan pendidikan. lebih lengkapnya bisa download di SINI AJA

Kurikulum Humanistik


PANDANGAN
KONSEPSI KURIKULUM HUMANISTIK

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.


Kurikulum Humanistik dikembangankan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (progressive Education) dan J.J. Rousseau (Romantic Education). Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek uang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa mempunyai potensi, punya kemampuan dan kekuatan untuk berkembang. Para pendidik humanis juga berpegang pada konsep Gestalt bahwa individu atau anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual, tetapi juga segi sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai dan lain-lain).

Menurut para humanis, kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman (pengetahuan) berharga untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi murid. Tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis dan diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, orang lain dan belajar. kurikulum humanistik depercayai sebagai fungsi kurikulum yang memberikan pengalaman kepada siswa untuk menunjang secara intrinsik tercapainya perkembangan dan kemerdekaan pribadi.mereka memandang bahwa tujuan pendidikan sebagai proses perkembangan pribadi yang dinamis dan diarahkan kepada pertumbuhan, integrasi, otonomi kepribadian, sikap sehat kepada diri sendiri,orang lain dan belajar. untuk selengkapnya anda bisa download di SINI AJA

Scope Kurikulum


SCOPE DAN SEQUENCE  DALAM  KURIKULUM

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.


1.      a. Bidang Cakupan (Scope)
Scope dapat didefinisikan sebagai “luas” kurikulum yang didalamnya mencakup berbagai topik, pengalaman belajar, aktivitas, pengorganisasian elemen-elemen, serta hubunga pengintegrasian dan pengorganisasian berbagai elemen yang harus diberikan kepada siswa di sekolah. Scope merupakan hal-hal pokok yang harus dipelajari siswa di sekolah. Tyler menyarankan agar para pengembang kurikulum sebaiknya dapat mengorganisasikan hubungan antar unsure scope yang berupa konsep, ilmu pengetahuan, dan berbagai ilmu keterampilan yang harus diberikan pada siswa.
Seiring dengan kemajuan IPTEK dimasa kini, hendaknya para pengembang kurikulum memperhatikan scope yang akan dikembangkan. Untuk itu, scope  kurikulum harus dikaitkan pada keadaan dan kondisi yang dialami. Adapun hal lain yang harus diperhatikan adalah penetapan prosedur tujuan dan pengambilan keputusan. selengkapnya bisa download di SINI YA

SCOPE KURIKULUM


SCOPE DAN SEQUENCE  DALAM  KURIKULUM

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.


1.      a. Bidang Cakupan (Scope)
Scope dapat didefinisikan sebagai “luas” kurikulum yang didalamnya mencakup berbagai topik, pengalaman belajar, aktivitas, pengorganisasian elemen-elemen, serta hubunga pengintegrasian dan pengorganisasian berbagai elemen yang harus diberikan kepada siswa di sekolah. Scope merupakan hal-hal pokok yang harus dipelajari siswa di sekolah. Tyler menyarankan agar para pengembang kurikulum sebaiknya dapat mengorganisasikan hubungan antar unsure scope yang berupa konsep, ilmu pengetahuan, dan berbagai ilmu keterampilan yang harus diberikan pada siswa.
Seiring dengan kemajuan IPTEK dimasa kini, hendaknya para pengembang kurikulum memperhatikan scope yang akan dikembangkan. Untuk itu, scope  kurikulum harus dikaitkan pada keadaan dan kondisi yang dialami. Adapun hal lain yang harus diperhatikan adalah penetapan prosedur tujuan dan pengambilan keputusan. selengkapnya bisa download di SINI YA

Desain Pembelajaran


DESAIN PEMBELAJARAN SISTEMIK

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.


BAB I
PENDAHULUAN

Ada tiga kegiatan yang satu dengan yang lain saling terkait dalam pengembangan kurikulum, yaitu perencanaan, pembinaan, dan pengembangan.
Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif (bersifat tanggap terhadap sesuatu yang akan terjadi), adaptif (mudah menyesuaikan diri dengan keadaan), dan aplikatif (berguna).
Pengembangan kurikulum berdasarkan level ini hendaknya mendasarkan kepada antisipatif, adaptif, dan aplikatif. Karena dengan demikian, kurikulum itu bisa berkembang dengan baik dilokasi masing-masing ia dikembangkan.
Berdasarkan tingkatannya, kurikulum itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kurikulum tingkat nasional, lokal, dan kelas. Kurikulum nasional ini bersifat sentralisasi kurikulum, sedangkan lokal adalah desentralisasi kurikulum. untuk selengkapnya bisa di donload di SINI

Analisis Pembelajaran


ANALISIS TUJUAN PEMBELAJARAN
oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Tujuan merupakan salah satu faktor yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran, baik dalam rangka, perencanaan, pengembangan maupun penilaian. Tujuan dalam hal ini yakni dalam belajar dan pembelajaran. Menurut Oemar hamalik tujuan dalam kaitannya dengan belajar dan pembelajaran dapat memberikan petunjuk memilih isi mata pelajaran, meneta sistematika topik, mengalokasikan waktu, memilih untuk memilih alat bantu belajar, menentukan prosedur pembelajaran serta menyediakan ukuran untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Tujuan belajar juga bisa dijadikan sebagai salah satu kriteria untuk menilai derajat mutu, efisiensi pembelajaran dan salah satu faktor penting dalam pendidikan, karena pembelajaran merupakan proses pendidikan. Oleh karena itu hal ini perlu dianalisa sehingga ada kejelasan tentang hal itu, yang pada akhirnya dapat membantu kami sebagai salah satu calon guru, dalam tujuan belajar dan pembelajaran sebagai suatu hal yang imtegral dalam pembelajaran. selengkapnya bisa donload di SINI

Konsepsi Kurikulum

PANDANGAN KONSEPSI
KURIKULUM SUBJEK AKADEMIK

Oleh:
MUMU MUZAYYIN MAQ, M.Pd.


Konsep kurikulum humanistik memandang kurikulum sebagai alat untuk mnegmbangkan diri setiap individu siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Setiap individu pun mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi muali dari yang mendasar menuju yang lebih tinggi. Konsep ini melahirkan bentuk kurikulum yang berpusat pada anak didik atau child centered curriculum . Setiap siswa berkesempatan untuk belajar sesuai minat dan kebutuhannya masing-masing. Substansinya berupa rencana belajar yang disusun bersama antara anak didik dan guru. Adapun tujuan kurikulum humanistik menekankan pada segi perkembangan pribadi, integrasi dan otonomi individu. Tujuan ini dipanang dapat menjadi sarana mewujudkan diri. lebih lengkapnya bisa donload di SINI

Daftar Link Penting